Sabtu, 07 Januari 2017

ASAL USUL BLUES

Jumpa lagi di Jurnal Musik ,kali ini kami akan menyajikan info musik tentang blues,walau hanya untuk menyegarkan ingatan kita tentang Blues dan sejarahnya.

Blues adalah nama yang diberikan untuk kedua bentuk musik dan genre musik yang diciptakan terutama dalam Afrika-Amerika masyarakat di Deep South Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dari spirituil , lagu kerja , hollers lapangan , teriakan, dan narasi sederhana berirama balada . The blues di mana-mana… dalam bentuk jazz , R&B , dan rock n roll dicirikan oleh progresif kord tertentu dengan bar blues dua belas progresi akord yang paling umum dengan catatan biru , mencatat bahwa untuk tujuan ekspresif yang dinyanyikan atau dimainkan secara bertahap rata atau menekuk (minor 3 untuk 3 besar) sehubungan dengan lapangan dari skala besar.

Genre blues didasarkan pada bentuk blues tetapi memiliki karakteristik lain seperti lirik tertentu, garis bass dan instrumen. Blues dapat dibagi menjadi beberapa subgenre mulai dari negara untuk blues perkotaan yang lebih atau kurang populer selama periode yang berbeda dari abad ke-20. Paling dikenal adalah Delta , Piedmont , dan gaya blues Chicago. Perang Dunia II menandai transisi dari akustik ke electric blues dan pembukaan progresif musik blues ke khalayak yang lebih luas. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, terbentuk suatu hibrida yang disebut revolusi blues rock.

Istilah “blues” mengacu pada “Blues Devil”, yang berarti melankolis dan kesedihan, penggunaan awal istilah dalam pengertian ini ditemukan pada George Colman s ‘satu babak sandiwara Blue Devils (1798). Meskipun penggunaan frasa dalam musik Amerika Afrika mungkin lebih tua, telah dibuktikan sejak tahun 1912, ketika Hart Wand s ‘” Dallas Blues “menjadi hak cipta pertama komposisi blues. Lyrics frasa sering digunakan untuk menggambarkan suasana hati tertekan .

Musik blues berangkat dari musik-musik spiritual dan pujian yang muncul dari komunitas mantan budak-budak Afrika di AS. Penggunaan blue note dan penerapan pola call-and-response (di mana dua kalimat diucapkan/dinyanyikan oleh dua orang secara berurutan dan kalimat keduanya bisa dianggap sebagai “jawaban” bagi kalimat pertama) dalam musik dan lirik lagu-lagu blues adalah bukti asal usulnya yang berpangkal di Afrika Barat. Di era kini banyak Blues Lovers lahir. Mereka menyimak, belajar, menulis, memainkan, dan bikin album.

Musik blues mempunyai pengaruh yang besar terhadap musik populer Amerika dan Barat yang baru, seperti dapat terlihat dalam aliran ragtime, jazz, “blues rock”, “electric blues”, bluegrass, rhythm and blues, rock and roll, hip-hop, dan country, “reggae”, serta musik rock konvensional.
BLUES dan Peradaban ISLAM
touremain
Aliran musik vokal dan instrumental ini berasal dari Amerika Serikat tepatnya lahir dari etnis Afrika-Amerika di semenanjung Delta Mississippi dan mulai berkembang pesat pada akhir abad 19 M/ sekitar tahun1895. Blues muncul dari musik-musik spiritual dan pujian yang biasa dilantunkan komunitas kulit hitam asal Afrika di Amerika yang bekerja sebagai buruh tani, di mana saat mereka bekerja atau istirahat sore hari mereka selalu melantunkan pujian kepada Allah dan juga lagu-lagu sedih (blues) yang khas melodi ras Afrika, dan tentu saja dengan lirik-lirik budak yang tertindas saat itu.
Musik blues telah terbukti berakar dari tradisi kaum Muslim di Afrika Barat, hal ini telah di buktikan

oleh Sylviane Diouf seorang penulis dan ilmuwan serta peneliti pada Schomburg Center for Research in Black Culture di New York. Untuk membuktikan keterkaitan antara musik Blues Amerika dengan tradisi kaum Muslim, Diouf memutar dua buah rekaman di hadapan publik yang hadir di sebuah ruangan Universitas Harvard, yaitu :
  1. Rekaman yang berisi lantunan adzan/ panggilan bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat;
  2. Rekaman yang berisi lagu Blues lawas yang pertama kali muncul di Delta Mississippi sekitar 100 tahun lalu yang dikenal dengan nama Levee Camp Holler.
Levee Camp Holler bukanlah lagu blues yang terbilang biasa. Lagu itu diciptakan oleh Muslim kulit hitam asal Afrika Barat yang bekerja di Amerika pasca perang sipil. Lirik lagu Levee Camp Holler yang diperdengarkan Diouf itu terdengar seperti panggilan adzan dan berisi tentang keagungan Allah. Seperti halnya lantunan adzan, lagu itu menekankan kata-kata yang terdengar bergetar. Menurut Diouf, langgam yang sengau antara lagu Blues Levee Camp Holler yang mirip adzan juga merupakan bukti adanya hubungan antara keduanya.
Jonathan Curiel dalam tulisannya bertajuk Muslim Roots, US Blues, mengungkapkan bahwa publik Amerika perlu berterima kasih kepada umat Islam dari Afrika barat yang tinggal di Amerika sekitar tahun 1600hingga pertengahan 1800 M, banyak penduduk kulit hitam dari Afrika barat yang dibawa paksa ke Amerika dan dijadikan budak.
Menurut para sejarawan sekitar 30% budak dari Afrika barat yang dipekerjakan secara paksa di Amerika adalah Muslim. Meski oleh tuannya dipaksa untuk menganut Kristen namun banyak dari mereka tetap menjalankan agama Islam serta kebudayaan asalnya, mereka melantunkan ayat-ayat Alquran setiap hari.
Sejarah juga mencatat bahwa para pelaut Muslim dari Afrika barat adalah yang pertama kali menemukan benua Amerika sebelum Columbus. Jadi secara historis kaum Muslim telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Columbus menemukannya (Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation).
Pengaruh lainnya yang diberikan komunitas kulit hitam yang beragama Muslim di Amerika terhadap musik blues adalah alat-alat musik yang bisa mereka minkan. Pada awalnya lagu blues hanya dinyanyikan tanpa iringan instrument, kemudian baru mereka mempergunakan alat petik gitar sebagai iringan. Pada era perbudakan di Amerika, orang kulit putih melarang mereka menabuh drum karena khawatir akan menumbuhkan perlawanan para budak. Namun penggunaan alat musik gesek yang biasa dimainkan umat Islam dari Afrika diizinkan untuk dimainkan karena mirip biola. Guru besar Ethnomusikologi dari Universitas Mainz Jerman bernama Prof Gehard Kubik mengatakan alat musik banjo Amerika juga berasal dari Afrika.
Secara khusus Prof Kubik menulis buku tentang relasi musik blues dengan peradaban Islam di Afrika barat berjudul “Africa and the Blues” yang diterbitkan University Press of Mississippi pada 1999. Secara akademis Prof Kubik telah membuktikan gaya vokal kebanyakan penyanyi blues menggunakan melisma, intonasi bergelombang,. Gaya vokal seperti itu merupakan peninggalan masyarakat di Afrika barat yang telah melakukan kontak dengan dunia Islam sejak abad ke 7 dan ke 8 M. Melisma menggunakan banyak nada dalam satu suku kata.
Sedangkan intonasi bergelombang merupakan rentetan dari mayor ke skala minor dan kembali lagi, hal ini sangat umum digunakan saat kaum Muslim melantunkan adzan dan membaca Alquran. Lantunan adzan dan ayat-ayat Alquran dari para Muslim kulit hitam di Amerika mengandung musikalitas. Dalam sebuah jamaah di New Jersey, ketika berkumpul dan sang imam datang ada ratusan orang melantunkan doa yang terdengar sangat musikal seperti yang orang Amerika menyebutnya “Blues”. Begitulah tradisi Islam di Amerika telah melahirkan sebuah aliran musik bernama Blues.
Saat ini musik blues mempengaruhi perkembangan musik jazz, country dan rock. Dan perkembangan blues sangat dipengaruhi lingkungan urban maupun desa Amerika, dimana ras Afrika mendominasi gaya musik blues. Para pemusik blues dan pencipta blues rata-rata orang kulit hitam Amerika. Musik yang menerapkan blue note dan pola call and response itu diyakini publik Amerika dipopulerkan oleh WC Handy (1873-1958) yang dianggap sebagai bapak blues. Lagu Aunt Hagar’s Children dan Saint Louis Blues diterbitkan masing-masing pada tahun 1914-1921.

Asal Usul Musik jazz


Pada kesempatan kali ini Kami akan berbagi sedikit banyak tentang aliran dan konsentrasi  musik khususnya tentang jazz...mari kita mulai sajalah.
Jazz adalah jenis musik yang tumbuh dari penggabungan blues, ragtime, dan musik Eropa, terutama musik band. Beberapa subgenre jazz adalah Dixieland, swing, bebop, hard bop, cool jazz, free jazz, jazz fusion, smooth jazz, dan CafJazz.Jazz adalah aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa.Musik jazz banyak menggunakan instrumen gitar, trombon, piano, terompet, dan saksofon. Salah satu elemen penting dalam jazz adalah sinkopasi.kata “jazz” berasal dari sebuah istilah vulgar yang digunakan untuk aksi seksual. Sebagian irama dalam musik jazz pernah diasosiasikan dengan rumah-rumah bordil dan perempuan-perempuan dengan reputasi yang kurang baik. Dalam perjalanannya kemudian, jazz akhirnya menjadi bentuk seni musik, baik dalam komposisi tertentu maupun improvisasi, yang merefleksikan melodi-melodi secara spontan. Musisi jazz biasanya mengekspresikan perasaannya yang tak mudah dijelaskan, karena musik ini harus dirasakan dalam hati. “Kalau kau menanyakannya, kau tak akan pernah tahu” begitu menurut Louis Armstrong. Legenda jazz dimulai di New Orleans dan berkembang ke Sungai Mississippi, Memphis, St. Louis, dan akhirnya Chicago. Tentu saja musik jazz dipengaruhi oleh musik yang ada di New Orleans, tribal drums Afrika dan struktur musik ala Eropa. Latar belakang jazz tidak dapat dilepaskan dari fakta di mana jazz dipengaruhi berbagai musik seperti musik spiritual, cakewalks, ragtime dan blues. Salah satu legenda jazz yang dipercaya bahwa sekitar 1891, seorang pemilik kedai cukur rambut di New Orleans bernama Buddy Bolden meniup cornet-nya dan saat itu lah musik jazz dimulai sebagai gebrakan baru di dunia musik. Setengah abad kemudian, musik jazz di Amerika memberi banyak kontribusi di dunia musik, dipelajari di universitas, dan akhirnya menjadi sebuah aliran musik yang serius dan diperhitungkan.
Musik jazz sebagai seni yang populer mulai menyebar ke hampir semua masyarakat Amerika pada tahun 1920-an (dikenal sebagai Jazz Age). Jazz semakin marak di era swing pada akhir 1930-an, dan mencapai puncaknya di akhir 1950-an sebagai jazz modern. Di awal tahun 20-an dan 30-an, “jazz” telah menjadi sebuah kata yang dikenal umum.
Pengaruh dan perkembangan musik blues tidak dapat ditinggalkan saat membahas musik jazz di tahun-tahun awal perkembangannya. Ekspresi yang memancar saat memainkan musik blues sangat sesuai dengan gaya musik jazz. Kemampuan untuk memainkan musik blues menjadi standar bagi semua musisi jazz, terutama untuk digunakan dalam berimprovisasi dan ber-jam session. Musik blues sendiri, yang berasal dari daerah Selatan, memiliki sejarah yang sangat luas. Pemain musik blues biasanya menggunakan gitar, piano, harmonika, atau bermain bersama dalam kelompok yang memainkan alat-alat musik buatan sendiri.
Sejarah dan perkembangan musik jazz,dibagi dalam beberapa fase/era. Dari fase Dixieland dan Ragtime pada awalnya, kemudian era swing dan bigband (1930-1940), era bebop (pertengahan 1940), latin jazz (1950-1960an), jazz rock atau fusion (1970-an) dan perkembangan terakhir yang melahirkan fase dan era baru seperti acid jazz, funk jazz, cross music dan sebagainya.Era Dixieland dan Ragtime Ragtime menjadi unik karena tidak menyertakan improvisasi dan hawa blues. Hal ini adalah sebuah pengaruh dari bentuk asal jazz, berlangsung selama sekitar 15 tahun pertama di abad 20. Umumnya sebuah musik untuk piano yang telah ditulis secara keseluruhan dapat ditampilkan oleh orkestra dan mewakilkan campuran dari pengaruh klasik dan marching band. Coba Anda dengarkan musik dari Scott Joplin untuk mencicipi ragtime.
Dixieland adalah sebuah style yang dapat dianggap sebagai suatu varian dari jazz klasik dan jazz New Orleans. Akar asli dari dixieland sebagai bentuk musikal bersumber dari scene musik Chicago pada tahun 1920-an. Pionir dari dixieland style meliputi gitaris Eddie Condon, saxophonist Bud Freeman, dan trumpeter Jimmy McPartland.
Gaya dixieland melibatkan improvisasi kolektif dalam chorus pertama, dengan para musisi masuk solo bersama riffing dari alat musik tiup, diikuti oleh closing ensemble, biasanya drummer memainkan 4-bar tag yang diakhiri oleh keseluruhan band. Tidak seperti gaya-gaya musik jazz yang lain, set lagu untuk musisi dixieland agak terbatas, namun menawarkan variasi yang tanpa akhir dalam model suara, dikembangkan sekitar 1910-an.
Seiring dengan berkembangnya ragtime, New Orleans jazz muncul dalam scene musik jazz selama 2 dekade pertama di abad 20. Dianggap sebagai suatu style jazz pertama, yaitu dari 1895 dengan musik Buddy Bolden, Kid Ory, dan Jelly Roll Morton di Storyville, New Orleans, sampai mendekati 1917. New Orleans jazz telah menjadi tidak fit untuk marching brass band. Ada dokumentasi New Orleans jazz pertama dari The Original Dixieland Jass Band di tahun 1917 sampai 1920-an, ketika teknologi rekaman telah berkembang.
Musik ini berkembang meliputi pemain trumpet dan cornet, seperti Joe Oliver dan Louis Armstrong, ditampilkan sebagai suatu gaya yang berorientasi terhadap ensemble, dengan pemain trumpet memainkan melodi, harmoni dan countermelodi datang dari pemain trombon dan/atau clarinet. Seksi rhythm berkembang menjadi suatu banjo ensemble, drum, tuba atau bass, dan piano. Secara keseluruhan, poin penting dalam New Orleans jazz adalah untuk menitikberatkan suatu ensemble daripada solo. Musik ini berlanjut melebarkan sayapnya selama era 1920-an, dan mulai disaingi oleh lahirnya musik swing yang akhirnya akan menggantikan jenis musik ini. Dixieland style, yang tumbuh beriringan, menjaga struktur dasar dari New Orleans jazz.
Era swing dan bigband
Duke Ellington Big Band Sekitar tahun 1920 dan awal tahun 1930, dansa filip merupakan dansa yang sangat populer di kala itu. Melodi yang mengiringi dansa ini harus lembut dan romantis, biasanya di iringi oleh sebuah orkestra. Orkestra tersebut di mainkan sesuai dengan apa yang dituliskan di suatu kertas dan penyanyinya harus menyanyikan dengan sangat lembut dan pelan (biasanya penyanyinya memakai suara tenor). Lalu music swing lambat laun meninggalkan orkestra string dan memilih untuk memakai yang lebih mudah, suatu aransemen yang lebih “seru” yang menghasilkan suara terompet dan instrumen yang memakai angin dan mengimprovisasi melodi.
Louis Armstrong menawarkan sudut pandang yang berbeda dalam sejarah swing, disiarkan secara mendunia oleh suatu acara di stasiun radio Bing Crosby. Crosby berkata, “kami memperkenalkan kepada anda seorang yang adalah master dari swing dan saya akan meminta tolong kepadanya untuk memberi penjelasan kepada anda tentang apa itu musik swing. Lalu beberapa saat louis menjelaskan, “ow, musik swing, ya kami semua menyebutnya ragtime, lalu blues, lalu jazz. Dan sekarang disebut swing.”
Pada tahun 1930an merupakan kelahiran musik swing. Efek yang baru ini lebih bagus dibandingkan pada tahun 1920an, tapi kalau ditanya mengenai musiknya, tentu membuat semua orang yang mendengarnya serasa ingin berdansa swing. Sebagian besar kelompok band yang beraliran jazz mengadopsi style ini di awal tahun 1930, tapi band yang bermain “manis” tetap menjadi band yang terpopuler di kalangan penari kulit putih sampai seseorang bernama Benny Goodman muncul di Ballroom Palomar pada bulan agustus 1955 dengan musiknya yang lebih “hot”.
Para penonton dari penari muda kulit putih sangat menyukai Ritme “hot” Goodman dan komposisi musik swingnya. Hot swing dan Boogie Woogie menjadi bentuk yang dominan dari musik amerika untuk sepuluh tahun ke depan. Lalu banyak bermunculan setelah swing ini menjadi populer. Sebagai contoh Bing Crosby dan Frank Sinatra memakai band swing untuk memberikan efek yang sangat bagus dalam musiknya dan tetap mempertahankan hal ini menjadi musik yang populer meskipun telah tiba saatnya era rock n roll.
Era Bebop
Miles DavisBebop adalah salah satu aliran music jazz yang mempunyai karakteristik unik berupa tempo yang sangat cepat dengan mengutamakan improvisasi pada struktur harmoni daripada improvisasi pada melodi. Musik bebop dikembangkan di pertengahan 1940an dan mulai dimainkan musisi terkenal dalam 2 tahun pertama di perang dunia II.
Pada era tahun 1940an, para penggemar jazz mulai meninggalkan music swing tahun 30an. Para musisi papan atas seperti Dizzy Gillespie, Bud Powell, Charlie Parker, dan Thelonious Monk yang sangat terinspirasi dari generasi sebelumnya seperti Art Tatum, Ear hines, Coleman Hawkins, Lester Young, dan juga Roy Eldridge.
Bebop menggambarkan perubahan drastis dari music jazz era swing dengan karakter yang sudah dijelaskan diatas, tempo cepat, phrase yang asimetrik, melodi yang penuh dengan intrik, dan ritme yang benar-benar diubah secara drastic. Bebop sering tampak sebagai music yang nervous dan sering terputus dan terbagi. Tapi bagi hampir semua pemusik jazz dan juga peminat jazz di seluruh dunia, era music bebop diakui sebagai revolusi music jazz yang paling menarik dan indah.
Kebebasan yang ditawarkan music bebop dalam struktur musiknya benar-benar menentang kaedah music swing yang lebih ke arah aransemen music untuk orchestra atau band. Dalam music bebop, anda akan menemukan banyak sekali improvisasi individual dalam permainan chord dan alat musiknya. Bahkan ketika para musisi jazz sudah terbawa music mereka, jazz bebop akan memberikan anda sebuah improvisasi yang bersifat spontan dimana para musisi bahkan mungking tidak akan bisa mengulang improvisasi mereka dari awal hingga akhir. Disini adalah perbedaan paling besar dari music bebop bila dibandingkan dengan music swing. Penambahan kompleksitas dari melody yang dimainkan juga merupakan tren baru yang terdapat dalam jazz era bebop.
Pada kebanyakan permainan jazz bebop, ada beberapa instrument yang lazim digunakan. Instrumen-instrumen tersebut adalah saxophone, terompet, drum, bass, dan juga piano. Format awal dari jazz bebop ini dipopulerkan pleh duet Charlie Parker dan Dizzy Gillespie pada tahun 1940an. Permainan grup yang digawangi oleh Charlie Parker dan Dizzy Gillespie juga sering sekali menambahkan saxophone, gitar, trombone, atau biola dalam komposisi jazz bebop mereka. Meskipun hanya menjadi salah satu dari aliran music jazz, hingga saat ini jazz bebop masih dimainkan di seluruh dunia. Ciri khas berupa substitusi harmoni yang sangat kompleks serta improvisasi yang sangat bebas menjadi kesukaan dari banyak musisi jazz. Dalam semua pendidikan jazz, aliran dari jazz bebop ini dapat menjadi salah satu alternative untuk mengekspresikan diri.
Musik Bebop paling baik dimainkan dalam format small-group; quartets dan quintets terbukti ideal dengan alasan ekonomis dan artistik. Musik ini berkembang di lingkungan klab-klab jazz perkotaan, dimana penonton lebih memilih datang untuk mendengarkan permainan solo ketimbang untuk berdansa diiringi lagu favorit mereka. Secara singkat, musisi bebop menjadikan jazz suatu bentuk seni yang tidak hanya ditujukan untuk rasa, namun juga kecerdasan intelektual.
Bintang-bintang jazz bermunculan di era bebop, diantara mereka adalah trumpeters Clifford Brown, Freddie Hubbard dan Miles Davis, saxophonists Dexter Gordon, Art Pepper, Johnny Griffin, Pepper Adams, Sonny Stitt dan John Coltrane, dan trombonist J.J. Johnson.
Di era 1950-an dan 1960-an, bebop mengalami beberapa mutasi : hard-bop, West Coast, cool-jazz dan soul jazz diantaranya. Format small-group dari bebop, yaitu satu hingga tiga horns, piano, bass dan drums, tetap menjadi standard combo instrumentasi jazz sampai hari ini.








Jumat, 06 Januari 2017

Spesialisasi Musik dunia

Setelah kita memahami dasar tentang musisi dan pelaku musik ,saat ini kita akan menuju tentang musik dan alirannya yang menyebar di jagat raya ini.
a)  Band Klasik 
Dalam musik klasik, digunakan kombinasi berbagai alat musik petik seperti biola, cello, banjo, ukelele, bass, serta alat musik tiup seperti klarinet, oboe, flute, bassoon, trombone, dan klarinet bass
b)  Band Jazz 
Pada musik jazz, umumnya formasi pemain alat musik menggunakan piano, drum, dan bass. Beberapa band menambahkan alat musik gitar listrik dan alat musik tiup seperti saxophone, trombone, dan terompet. 
c)  Band Rock dan Pop 
Pada band rock dan pop, umumnya alat musik yang digunakan hampir sama.  Band  dengan aliran ini menggunakan kombinasi alat musik seperti; gitar, rithym gitar, bass, drum, keyboard, dan harmonika. 

Bentuk Kreativitas Bermusik 

Kreativitas dalam seni musik berbentuk usaha individu untuk menemukan hal-hal yang baru dengan latar belakang apresiasi dan proses belajar didalam memainkan dan bekerja dalam musik itu sendiri. Dengan memainkan alat musik, seseorang akan menemukan bagaimana cara memainkan yang benar, mencari nada yang pasti, teknik bermain yang baik hingga penghayatan dari sebuah alat yang dimainkan (Zufriady, 2009).  
Proses seperti ini akan memberikan stimulus untuk berkreativitas dan juga membangkitkan rasa untuk berinovasi dengan pengalaman-pengalama yang sudah ada dan menemukan ide-ide baru didalam beraktifitas seni (Zufriady, 2009). 
Menurut saud (2006) Inovasi ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik itu berupa hasil peningkatan maupun penemuan baru. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. 
Kreativitas dalam bermusik juga dapat tergambar dalam improvisasi. Kreativitas dan improvisasi (komposisi spontanitas) adalah sebuah istilah yang secara luas dapat digunakan bergantian. Dengan kata lain, tidak ada improvisasi tanpa kreativitas. Begitu juga, improvisasi adalah salah satu bentuk kreativitas (Aditya, 2010). 
Getzel, Jakson dan Gough (2002) menyatakan kreativitas dipengaruhi oleh berbagai faktor emosi seperti humor, rasa bertanggung jawab, percaya diri, motivasi, minat, rasa ingin tahu dan lainnya. Pendapat lain mengatakan bahwa kreativitas juga dipengaruhi oleh  faktor dari luar diri individu seperti hambatan sosial, organisasi dan kepemimpinan dan dari dalam diri individu seperti motivasi (Kusumah, 2008). Berdasarkan Goleman (2009), kemampuan memotivasi diri merupakan salah satu aspek kecerdasan emosional. 
Pengendalian emosi dibutuhkan dalam setiap bidang seni, terutama dalam hal performa yang membutuhkan kreativitas untuk menciptakan hal-hal baru. Kondisi emosi yang tidak baik serta ketidakmampuan individu mengendalikan emosi dapat menghalangi kemampuan individu berkreasi. Fenomena yang terjadi pada musisi adalah kurangnya kemampuan pengendalian emosi yang baik dalam melakukan berbagai kegiatan untuk dapat mewujudkan suatu kreativitas. Penelitian Eckart Altenmüller  dan  Hans-Christian Jabusch (2009) menemukan fakta adanya kasus kehilangan kontrol gerakan secara tiba-tiba yang sering terjadi pada musisi yang tidak mampu mengendalikan emosi yang meluap-luap.  
Keterkaitan antara emosi dan kreativitas pada musisi juga tergambar pada penelitian Lund dan Kranz (1994) yang menyatakan bahwa terdapat keterlibatan emosional dalam tahap kreativitas musisi. Para musisi yang menjadi subjek penelitian melaporkan adanya pengaruh emosi yang kuat yang terjadi selama proses kreatif, seperti keadaan emosi yang tidak beraturan dan meluap-luap yang menghambat kreativitas. Kemampuan untuk mengendalikan emosi merupakan salah satu aspek kecerdasan emosional yaitu mengelola emosi..

Pengertian Musisi
Munandar (2009) menyatakan bahwa faktor emosional merupakan salah satu kendala dalam mencapai kreativitas.  Kendala emosional tersebut dapat berupa semangat yang berlebih yang cenderung terjadi pada musisi, ketakutan dalam mengambil resiko dan kesalahan, serta kesulitan untuk rileks atau inkubasi. Davis (1999) dalam  Encyclopedia of Creativity  juga menyebutkan adanya halangan emosional yang menghambat kreativitas, seperti rasa marah, takut, cemas, benci, bahkan cinta. 
Pada musisi yang tergabung dalam sebuah kelompok, atau seringkali disebut sebagai  band,  pengendalian emosi masing-masing anggota memiliki dampak menyeluruh terhadap berbagai aspek, seperti:  chemistry  antar personel, kesatuan visi dan misi, kebersamaan, serta harmonisasi, yang jika terganggu akan menyulitkan suatu kelompok menciptakan karya kreatif. Aspek-aspek tersebut tergambar dalam dimensi “membina hubungan” pada kecerdasan emosional yang terdiri dari kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, serta kemampuan memahami keinginan individu lain (Goleman, 2009). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Livingstone (2007) yang menyatakan bahwa emosi merupakan kunci mencapai kreativitas. 
Emosi juga diperlukan dalam hal mengekspresikan suatu karya seni yang kreatif.  Suatu pertunjukan seni selalu memiliki muatan emosional dengan porsi yang berbeda-beda (Deboer, 2008). Pada musisi yang memainkan musik rock dibutuhkan  muatan emosi yang lebih besar dibandingkan dengan musik jazz, seperti luapan emosi dengan porsi sesuai untuk member nyawa pada musik yang dibawakan. Untuk dapat maksimal, dibutuhkan kecerdasan emosi pada musisi agar dapat mengatur porsi emosi yang dikeluarkan agar tidak berlebihan.
Demikian yang dapat disajikan tentang spesialisasi utama tentang musik walau memiliki ragam musik namun semuanya bermula dari spesialisasi musik yang sudah disajikan di atas...semoga bermanfaat....jika membutuhkan info musik lainnya silahkan kunjungi link berikut  http://adf.ly/1heJfM

Arti Musisi

Pengertian musisi adalah individu yang memainkan ataupun menulis musik, serta memiliki kemampuan dalam salah satu atau lebih alat musik, menghabiskan sejumlah waktu untuk mempelajari hal-hal berkaitan dengan musik, menampilkan pertunjukan musik, dan mendengarkan musik dengan seksama (Fredrickson, 2000). Menurut  The American Heritage Dictionary of the English Language (2000), musisi adalah sesorang yang menciptakan, memimpin, dan menampilkan musik.
Musisi dapat mempelajari keahliannya secara otodidak melalui pengalaman-pengalaman pribadi, ataupun dengan pendidikan formal bersama seorang instruktur pribadi atau guru dalam suatu lembaga Musisi dapat bersifat amatir maupun professional, hal ini memiliki definisi yang meluas. Musisi memiliki level aktivitas dan ambisi dalam bermusik, yang seringkali membuat musik menjadi sebuah hobby maupun profesi. Musisi professional menganggap kegiatan bermusik sebagai suatu hal yang bersifat “menyatu” dengan musik, yang menggambarkan hubungan yang berkelanjutan dan aktif, terutama setelah menyelesaikan pendidikan formal. 
Musisi amatir bukanlah suatu hal yang berkebalikan dengan musisi professional. Amatir berasal dari bahasa latin “amo” yang berarti mencintai. Deverich (2009) menyatakan bahwa musisi amatir adalah sesorang yang menyukai atau mencintai memainkan musik. 

Definisi Musisi

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga menjelaskan definisi musisi, yang merupakan sinonim dari kata musikus, yaitu orang yg mencipta, memimpin, atau menampilkan musik; pencipta atau pemain musik. 
Band  merupakan sekelompok musisi yang menampilkan pertunjukan musik (The American Heritage Dictionary of the English Language, 2000) Melengkapi definisi tersebut, Wikipedia (2010) menjelaskan  Band  sebagai sekelompok musisi yang terdiri dari 2 individu atau lebih yang menampilkan pertunjukan musik maupun vocal. Dalam setiap gaya bermusik yang berbeda, dibangun aliran bermusik yang merupakan cirri khas dan menentukan jenis komposisi alat musik yang digunakan. 
Berdasarkan penjelasan tersebut, disimpulkan bahwa musisi band merupakan sekolompok individu yang menampilkan pertunjukan musik maupun vokal  dan terdiri dari minimal 2 individu. 
silahkan kunjungi link berikut untuk info musik lainnya http://adf.ly/1heJfM