a) Band Klasik
Dalam musik klasik, digunakan kombinasi berbagai alat musik petik
seperti biola, cello, banjo, ukelele, bass, serta alat musik tiup
seperti klarinet, oboe, flute, bassoon, trombone, dan klarinet bass
b) Band Jazz
Pada musik jazz, umumnya formasi pemain alat musik menggunakan piano,
drum, dan bass. Beberapa band menambahkan alat musik gitar listrik dan
alat musik tiup seperti saxophone, trombone, dan terompet.
c) Band Rock dan Pop
Pada band rock dan pop, umumnya alat musik yang digunakan hampir sama.
Band dengan aliran ini menggunakan kombinasi alat musik seperti;
gitar, rithym gitar, bass, drum, keyboard, dan harmonika.
Bentuk Kreativitas Bermusik
Kreativitas dalam seni musik berbentuk usaha individu untuk menemukan
hal-hal yang baru dengan latar belakang apresiasi dan proses belajar
didalam memainkan dan bekerja dalam musik itu sendiri. Dengan memainkan
alat musik, seseorang akan menemukan bagaimana cara memainkan yang
benar, mencari nada yang pasti, teknik bermain yang baik hingga
penghayatan dari sebuah alat yang dimainkan (Zufriady, 2009).
Proses seperti ini akan memberikan stimulus untuk berkreativitas dan
juga membangkitkan rasa untuk berinovasi dengan pengalaman-pengalama
yang sudah ada dan menemukan ide-ide baru didalam beraktifitas seni
(Zufriady, 2009).
Menurut saud (2006) Inovasi ialah suatu ide, barang, kejadian, metode
yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang
atau sekelompok orang (masyarakat) baik itu berupa hasil peningkatan
maupun penemuan baru. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu
atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Kreativitas dalam bermusik juga dapat tergambar dalam improvisasi.
Kreativitas dan improvisasi (komposisi spontanitas) adalah sebuah
istilah yang secara luas dapat digunakan bergantian. Dengan kata lain,
tidak ada improvisasi tanpa kreativitas. Begitu juga, improvisasi adalah
salah satu bentuk kreativitas (Aditya, 2010).
Getzel, Jakson dan Gough (2002) menyatakan kreativitas dipengaruhi oleh
berbagai faktor emosi seperti humor, rasa bertanggung jawab, percaya
diri, motivasi, minat, rasa ingin tahu dan lainnya. Pendapat lain
mengatakan bahwa kreativitas juga dipengaruhi oleh faktor dari luar
diri individu seperti hambatan sosial, organisasi dan kepemimpinan dan
dari dalam diri individu seperti motivasi (Kusumah, 2008). Berdasarkan
Goleman (2009), kemampuan memotivasi diri merupakan salah satu aspek
kecerdasan emosional.
Pengendalian emosi dibutuhkan dalam setiap bidang seni, terutama dalam
hal performa yang membutuhkan kreativitas untuk menciptakan hal-hal
baru. Kondisi emosi yang tidak baik serta ketidakmampuan individu
mengendalikan emosi dapat menghalangi kemampuan individu berkreasi.
Fenomena yang terjadi pada musisi adalah kurangnya kemampuan
pengendalian emosi yang baik dalam melakukan berbagai kegiatan untuk
dapat mewujudkan suatu kreativitas. Penelitian Eckart Altenmüller dan
Hans-Christian Jabusch (2009) menemukan fakta adanya kasus kehilangan
kontrol gerakan secara tiba-tiba yang sering terjadi pada musisi yang
tidak mampu mengendalikan emosi yang meluap-luap.
Keterkaitan antara emosi dan kreativitas pada musisi juga tergambar pada
penelitian Lund dan Kranz (1994) yang menyatakan bahwa terdapat
keterlibatan emosional dalam tahap kreativitas musisi. Para musisi yang
menjadi subjek penelitian melaporkan adanya pengaruh emosi yang kuat
yang terjadi selama proses kreatif, seperti keadaan emosi yang tidak
beraturan dan meluap-luap yang menghambat kreativitas. Kemampuan untuk
mengendalikan emosi merupakan salah satu aspek kecerdasan emosional
yaitu mengelola emosi..
Munandar (2009) menyatakan bahwa faktor emosional merupakan salah satu
kendala dalam mencapai kreativitas. Kendala emosional tersebut dapat
berupa semangat yang berlebih yang cenderung terjadi pada musisi,
ketakutan dalam mengambil resiko dan kesalahan, serta kesulitan untuk
rileks atau inkubasi. Davis (1999) dalam Encyclopedia of Creativity
juga menyebutkan adanya halangan emosional yang menghambat kreativitas,
seperti rasa marah, takut, cemas, benci, bahkan cinta.
Pada musisi yang tergabung dalam sebuah kelompok, atau seringkali
disebut sebagai band, pengendalian emosi masing-masing anggota
memiliki dampak menyeluruh terhadap berbagai aspek, seperti: chemistry
antar personel, kesatuan visi dan misi, kebersamaan, serta harmonisasi,
yang jika terganggu akan menyulitkan suatu kelompok menciptakan karya
kreatif. Aspek-aspek tersebut tergambar dalam dimensi “membina hubungan”
pada kecerdasan emosional yang terdiri dari kemampuan berkomunikasi,
kepemimpinan, serta kemampuan memahami keinginan individu lain (Goleman,
2009). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Livingstone (2007) yang
menyatakan bahwa emosi merupakan kunci mencapai kreativitas.
Emosi juga diperlukan dalam hal mengekspresikan suatu karya seni yang
kreatif. Suatu pertunjukan seni selalu memiliki muatan emosional dengan
porsi yang berbeda-beda (Deboer, 2008). Pada musisi yang memainkan
musik rock dibutuhkan muatan emosi yang lebih besar dibandingkan dengan
musik jazz, seperti luapan emosi dengan porsi sesuai untuk member nyawa
pada musik yang dibawakan. Untuk dapat maksimal, dibutuhkan kecerdasan
emosi pada musisi agar dapat mengatur porsi emosi yang dikeluarkan agar
tidak berlebihan.
Demikian yang dapat disajikan tentang spesialisasi utama tentang musik walau memiliki ragam musik namun semuanya bermula dari spesialisasi musik yang sudah disajikan di atas...semoga bermanfaat....jika membutuhkan info musik lainnya silahkan kunjungi link berikut http://adf.ly/1heJfM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar