Jumat, 06 Januari 2017

Spesialisasi Musik dunia

Setelah kita memahami dasar tentang musisi dan pelaku musik ,saat ini kita akan menuju tentang musik dan alirannya yang menyebar di jagat raya ini.
a)  Band Klasik 
Dalam musik klasik, digunakan kombinasi berbagai alat musik petik seperti biola, cello, banjo, ukelele, bass, serta alat musik tiup seperti klarinet, oboe, flute, bassoon, trombone, dan klarinet bass
b)  Band Jazz 
Pada musik jazz, umumnya formasi pemain alat musik menggunakan piano, drum, dan bass. Beberapa band menambahkan alat musik gitar listrik dan alat musik tiup seperti saxophone, trombone, dan terompet. 
c)  Band Rock dan Pop 
Pada band rock dan pop, umumnya alat musik yang digunakan hampir sama.  Band  dengan aliran ini menggunakan kombinasi alat musik seperti; gitar, rithym gitar, bass, drum, keyboard, dan harmonika. 

Bentuk Kreativitas Bermusik 

Kreativitas dalam seni musik berbentuk usaha individu untuk menemukan hal-hal yang baru dengan latar belakang apresiasi dan proses belajar didalam memainkan dan bekerja dalam musik itu sendiri. Dengan memainkan alat musik, seseorang akan menemukan bagaimana cara memainkan yang benar, mencari nada yang pasti, teknik bermain yang baik hingga penghayatan dari sebuah alat yang dimainkan (Zufriady, 2009).  
Proses seperti ini akan memberikan stimulus untuk berkreativitas dan juga membangkitkan rasa untuk berinovasi dengan pengalaman-pengalama yang sudah ada dan menemukan ide-ide baru didalam beraktifitas seni (Zufriady, 2009). 
Menurut saud (2006) Inovasi ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik itu berupa hasil peningkatan maupun penemuan baru. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. 
Kreativitas dalam bermusik juga dapat tergambar dalam improvisasi. Kreativitas dan improvisasi (komposisi spontanitas) adalah sebuah istilah yang secara luas dapat digunakan bergantian. Dengan kata lain, tidak ada improvisasi tanpa kreativitas. Begitu juga, improvisasi adalah salah satu bentuk kreativitas (Aditya, 2010). 
Getzel, Jakson dan Gough (2002) menyatakan kreativitas dipengaruhi oleh berbagai faktor emosi seperti humor, rasa bertanggung jawab, percaya diri, motivasi, minat, rasa ingin tahu dan lainnya. Pendapat lain mengatakan bahwa kreativitas juga dipengaruhi oleh  faktor dari luar diri individu seperti hambatan sosial, organisasi dan kepemimpinan dan dari dalam diri individu seperti motivasi (Kusumah, 2008). Berdasarkan Goleman (2009), kemampuan memotivasi diri merupakan salah satu aspek kecerdasan emosional. 
Pengendalian emosi dibutuhkan dalam setiap bidang seni, terutama dalam hal performa yang membutuhkan kreativitas untuk menciptakan hal-hal baru. Kondisi emosi yang tidak baik serta ketidakmampuan individu mengendalikan emosi dapat menghalangi kemampuan individu berkreasi. Fenomena yang terjadi pada musisi adalah kurangnya kemampuan pengendalian emosi yang baik dalam melakukan berbagai kegiatan untuk dapat mewujudkan suatu kreativitas. Penelitian Eckart Altenmüller  dan  Hans-Christian Jabusch (2009) menemukan fakta adanya kasus kehilangan kontrol gerakan secara tiba-tiba yang sering terjadi pada musisi yang tidak mampu mengendalikan emosi yang meluap-luap.  
Keterkaitan antara emosi dan kreativitas pada musisi juga tergambar pada penelitian Lund dan Kranz (1994) yang menyatakan bahwa terdapat keterlibatan emosional dalam tahap kreativitas musisi. Para musisi yang menjadi subjek penelitian melaporkan adanya pengaruh emosi yang kuat yang terjadi selama proses kreatif, seperti keadaan emosi yang tidak beraturan dan meluap-luap yang menghambat kreativitas. Kemampuan untuk mengendalikan emosi merupakan salah satu aspek kecerdasan emosional yaitu mengelola emosi..

Pengertian Musisi
Munandar (2009) menyatakan bahwa faktor emosional merupakan salah satu kendala dalam mencapai kreativitas.  Kendala emosional tersebut dapat berupa semangat yang berlebih yang cenderung terjadi pada musisi, ketakutan dalam mengambil resiko dan kesalahan, serta kesulitan untuk rileks atau inkubasi. Davis (1999) dalam  Encyclopedia of Creativity  juga menyebutkan adanya halangan emosional yang menghambat kreativitas, seperti rasa marah, takut, cemas, benci, bahkan cinta. 
Pada musisi yang tergabung dalam sebuah kelompok, atau seringkali disebut sebagai  band,  pengendalian emosi masing-masing anggota memiliki dampak menyeluruh terhadap berbagai aspek, seperti:  chemistry  antar personel, kesatuan visi dan misi, kebersamaan, serta harmonisasi, yang jika terganggu akan menyulitkan suatu kelompok menciptakan karya kreatif. Aspek-aspek tersebut tergambar dalam dimensi “membina hubungan” pada kecerdasan emosional yang terdiri dari kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, serta kemampuan memahami keinginan individu lain (Goleman, 2009). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Livingstone (2007) yang menyatakan bahwa emosi merupakan kunci mencapai kreativitas. 
Emosi juga diperlukan dalam hal mengekspresikan suatu karya seni yang kreatif.  Suatu pertunjukan seni selalu memiliki muatan emosional dengan porsi yang berbeda-beda (Deboer, 2008). Pada musisi yang memainkan musik rock dibutuhkan  muatan emosi yang lebih besar dibandingkan dengan musik jazz, seperti luapan emosi dengan porsi sesuai untuk member nyawa pada musik yang dibawakan. Untuk dapat maksimal, dibutuhkan kecerdasan emosi pada musisi agar dapat mengatur porsi emosi yang dikeluarkan agar tidak berlebihan.
Demikian yang dapat disajikan tentang spesialisasi utama tentang musik walau memiliki ragam musik namun semuanya bermula dari spesialisasi musik yang sudah disajikan di atas...semoga bermanfaat....jika membutuhkan info musik lainnya silahkan kunjungi link berikut  http://adf.ly/1heJfM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar