Jumpa lagi di Jurnal Musik ,kali ini kami akan menyajikan info musik tentang blues,walau hanya untuk menyegarkan ingatan kita tentang Blues dan sejarahnya.
Blues adalah nama yang diberikan untuk kedua bentuk musik dan genre musik yang diciptakan terutama dalam Afrika-Amerika masyarakat di Deep South Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dari spirituil , lagu kerja , hollers lapangan , teriakan, dan narasi sederhana berirama balada . The blues di mana-mana… dalam bentuk jazz , R&B , dan rock n roll dicirikan oleh progresif kord tertentu dengan bar blues dua belas progresi akord yang paling umum dengan catatan biru , mencatat bahwa untuk tujuan ekspresif yang dinyanyikan atau dimainkan secara bertahap rata atau menekuk (minor 3 untuk 3 besar) sehubungan dengan lapangan dari skala besar.
Genre blues didasarkan pada bentuk blues tetapi memiliki karakteristik lain seperti lirik tertentu, garis bass dan instrumen. Blues dapat dibagi menjadi beberapa subgenre mulai dari negara untuk blues perkotaan yang lebih atau kurang populer selama periode yang berbeda dari abad ke-20. Paling dikenal adalah Delta , Piedmont , dan gaya blues Chicago. Perang Dunia II menandai transisi dari akustik ke electric blues dan pembukaan progresif musik blues ke khalayak yang lebih luas. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, terbentuk suatu hibrida yang disebut revolusi blues rock.
Istilah “blues” mengacu pada “Blues Devil”, yang berarti melankolis dan kesedihan, penggunaan awal istilah dalam pengertian ini ditemukan pada George Colman s ‘satu babak sandiwara Blue Devils (1798). Meskipun penggunaan frasa dalam musik Amerika Afrika mungkin lebih tua, telah dibuktikan sejak tahun 1912, ketika Hart Wand s ‘” Dallas Blues “menjadi hak cipta pertama komposisi blues. Lyrics frasa sering digunakan untuk menggambarkan suasana hati tertekan .Musik blues berangkat dari musik-musik spiritual dan pujian yang muncul dari komunitas mantan budak-budak Afrika di AS. Penggunaan blue note dan penerapan pola call-and-response (di mana dua kalimat diucapkan/dinyanyikan oleh dua orang secara berurutan dan kalimat keduanya bisa dianggap sebagai “jawaban” bagi kalimat pertama) dalam musik dan lirik lagu-lagu blues adalah bukti asal usulnya yang berpangkal di Afrika Barat. Di era kini banyak Blues Lovers lahir. Mereka menyimak, belajar, menulis, memainkan, dan bikin album.
Musik blues mempunyai pengaruh yang besar terhadap musik populer Amerika dan Barat yang baru, seperti dapat terlihat dalam aliran ragtime, jazz, “blues rock”, “electric blues”, bluegrass, rhythm and blues, rock and roll, hip-hop, dan country, “reggae”, serta musik rock konvensional.
BLUES dan Peradaban ISLAM

Aliran musik vokal dan instrumental ini berasal dari
Amerika Serikat tepatnya lahir dari etnis Afrika-Amerika di semenanjung
Delta Mississippi dan mulai berkembang pesat pada akhir abad 19 M/
sekitar tahun1895. Blues muncul dari musik-musik spiritual dan pujian
yang biasa dilantunkan komunitas kulit hitam asal Afrika di Amerika yang
bekerja sebagai buruh tani, di mana saat mereka bekerja atau istirahat
sore hari mereka selalu melantunkan pujian kepada Allah dan juga
lagu-lagu sedih (blues) yang khas melodi ras Afrika, dan tentu saja
dengan lirik-lirik budak yang tertindas saat itu.
Musik blues telah terbukti berakar dari tradisi kaum Muslim di Afrika Barat, hal ini telah di buktikan
oleh Sylviane Diouf seorang penulis dan ilmuwan serta
peneliti pada Schomburg Center for Research in Black Culture di New
York. Untuk membuktikan keterkaitan antara musik Blues Amerika dengan
tradisi kaum Muslim, Diouf memutar dua buah rekaman di hadapan publik
yang hadir di sebuah ruangan Universitas Harvard, yaitu :
- Rekaman yang berisi lantunan adzan/ panggilan bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat;
- Rekaman yang berisi lagu Blues lawas yang pertama kali muncul di Delta Mississippi sekitar 100 tahun lalu yang dikenal dengan nama Levee Camp Holler.
Levee Camp Holler bukanlah lagu blues yang terbilang biasa.
Lagu itu diciptakan oleh Muslim kulit hitam asal Afrika Barat yang
bekerja di Amerika pasca perang sipil. Lirik lagu Levee Camp Holler yang
diperdengarkan Diouf itu terdengar seperti panggilan adzan dan berisi
tentang keagungan Allah. Seperti halnya lantunan adzan, lagu itu
menekankan kata-kata yang terdengar bergetar. Menurut Diouf, langgam
yang sengau antara lagu Blues Levee Camp Holler yang mirip adzan juga
merupakan bukti adanya hubungan antara keduanya.
Jonathan Curiel dalam tulisannya bertajuk Muslim Roots, US
Blues, mengungkapkan bahwa publik Amerika perlu berterima kasih kepada
umat Islam dari Afrika barat yang tinggal di Amerika sekitar tahun
1600hingga pertengahan 1800 M, banyak penduduk kulit hitam dari Afrika
barat yang dibawa paksa ke Amerika dan dijadikan budak.
Menurut para sejarawan sekitar 30% budak dari Afrika barat
yang dipekerjakan secara paksa di Amerika adalah Muslim. Meski oleh
tuannya dipaksa untuk menganut Kristen namun banyak dari mereka tetap
menjalankan agama Islam serta kebudayaan asalnya, mereka melantunkan
ayat-ayat Alquran setiap hari.
Sejarah juga mencatat bahwa para pelaut Muslim dari Afrika
barat adalah yang pertama kali menemukan benua Amerika sebelum Columbus.
Jadi secara historis kaum Muslim telah memberi pengaruh dalam evolusi
masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Columbus menemukannya (Fareed H
Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation).
Pengaruh lainnya yang diberikan komunitas kulit hitam yang
beragama Muslim di Amerika terhadap musik blues adalah alat-alat musik
yang bisa mereka minkan. Pada awalnya lagu blues hanya dinyanyikan tanpa
iringan instrument, kemudian baru mereka mempergunakan alat petik gitar
sebagai iringan. Pada era perbudakan di Amerika, orang kulit putih
melarang mereka menabuh drum karena khawatir akan menumbuhkan perlawanan
para budak. Namun penggunaan alat musik gesek yang biasa dimainkan umat
Islam dari Afrika diizinkan untuk dimainkan karena mirip biola. Guru
besar Ethnomusikologi dari Universitas Mainz Jerman bernama Prof Gehard
Kubik mengatakan alat musik banjo Amerika juga berasal dari Afrika.
Secara khusus Prof Kubik menulis buku tentang relasi musik
blues dengan peradaban Islam di Afrika barat berjudul “Africa and the
Blues” yang diterbitkan University Press of Mississippi pada 1999.
Secara akademis Prof Kubik telah membuktikan gaya vokal kebanyakan
penyanyi blues menggunakan melisma, intonasi bergelombang,. Gaya vokal
seperti itu merupakan peninggalan masyarakat di Afrika barat yang telah
melakukan kontak dengan dunia Islam sejak abad ke 7 dan ke 8 M. Melisma
menggunakan banyak nada dalam satu suku kata.
Sedangkan intonasi bergelombang merupakan rentetan dari
mayor ke skala minor dan kembali lagi, hal ini sangat umum digunakan
saat kaum Muslim melantunkan adzan dan membaca Alquran. Lantunan adzan
dan ayat-ayat Alquran dari para Muslim kulit hitam di Amerika mengandung
musikalitas. Dalam sebuah jamaah di New Jersey, ketika berkumpul dan
sang imam datang ada ratusan orang melantunkan doa yang terdengar sangat
musikal seperti yang orang Amerika menyebutnya “Blues”. Begitulah
tradisi Islam di Amerika telah melahirkan sebuah aliran musik bernama
Blues.
Saat ini musik blues mempengaruhi perkembangan musik jazz,
country dan rock. Dan perkembangan blues sangat dipengaruhi lingkungan
urban maupun desa Amerika, dimana ras Afrika mendominasi gaya musik
blues. Para pemusik blues dan pencipta blues rata-rata orang kulit hitam
Amerika. Musik yang menerapkan blue note dan pola call and response itu
diyakini publik Amerika dipopulerkan oleh WC Handy (1873-1958) yang
dianggap sebagai bapak blues. Lagu Aunt Hagar’s Children dan Saint Louis
Blues diterbitkan masing-masing pada tahun 1914-1921.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar